Penyakit Lupus – Pengertian, Gejala, dan Diagnosa

Penyakit Lupus - Pengertian, Gejala, dan Diagnosa
Share
Tweet
Pin
Share
0 Shares

Penyakit Lupus – Pengertian, Gejala, dan Diagnosa

Lupus atau SLE ( Systemic Lupus Erythematosus ) merupakan penyakit auto imun yang dapat menyerang berbagai organ tubuh. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai tanda gejala dan kriteria diagnosis dari penyakit lupus.  

Penyakit lupus telah lama dikenal di dunia kedokteran, dahulu penyakit ini dikenal karena gambaran lexie, sehingga oleh Rogerius pada abad ke – 13 M dinamakan penyakit lupus karena gambaran lexie yang mirip gigitan serigala.

Baru pada abad ke 19 awal abad ke 20 diketahui bahwa terdapat karakter atau sifat penyakit lupus sebagai penyakit sistemik, sehingga dinamakan penyakit system lupus erythematosus.

Penyakit Lupus - Pengertian, Gejala, dan Diagnosa
Designed by freepik

Pengertian Penyakit Lupus

Penyakit Lupus merupakan penyakit auto imun dengan dasar mekanisme adanya anti body terhadap sel tubuh sendiri atau dikenal auto anti body. Auto anti body ini menyerang sel jaringan atau organ tubuh diri kita sendiri dan menimbulkan kerusakan melalui proses peradangan atau inflamasi.

Auto anti body yang dihasilkan spesifik terhadap organ tertentu sehingga gejala yang timbul dapat beragam dan bisa menyerupai penyakit lain.

Gejala Penyakit Lupus

Beberapa gejala yang dapat timbul seperti :

  • Cepat lelah / letih
  • Nyeri otot dan sendi
  • Dermatologis / kulit seperti malar rash atau fotosensitif
  • Gejala neurologi seperti kejang, kelumpuhan dan sebagai nya
  • Masalah pernapasan seperti sesak nafas, atau nyeri saat bernafas
  • Keluhan pencernaan seperti sakit perut
  • Masalah pada ginjal seperti hipertensi atau penyakit ginjal kronik
  • Gangguan hematologi, seperti Autoimmune hemolytic anemia (AIHA), Telangiektasia, Raynaud phenomenon dan lain sebagainya.

Diagnosis Lupus

Dikarenakan penyakit lupus memiliki berbagai jenis gejala maka para ahli kemudian menerapkan kriteria diagnosis lupus agar seseorang bisa dikatakan menderita penyakit lupus, awalnya adalah Kriteria ARA 1997 yang kemudian diperbarui menjadi kriteria SLICC atau System Lupus International Collaberating Clinics. Adapun SLICC membagi kriteria diagnosis ini menjadi 2 yaitu Kriteria Klinis dan Kriteria imunologis.

Seorang penderita dikatakan menderita penyakit lupus apabila terdapat minimal 4 kriteria dimana diantaranya harus terdapat kriteria klinis dan kriteria imunologis atau dari hasil biopsy terbukti gamparan nephritis lupus ditambah adanya anti body antinuclear dan adanya anti-dsDNA.

Kriteria dari SLICC ini menekankan pentingnya temuan immunologic, lupus merupakan penyakit yang didorong oleh adanya auto anti body.

Jadi selain adanya gejala klinis, juga harus terbukti adanya kriteria imunologis yang menandakan adanya proses terbentuknya auto anti body. Oleh sebab itu jika terdapat 4 gejala klinis namun tidak ada satupun kriteria imunologis, maka belum dapat dikatakan penderita penyakit lupus.

Adapun berikut ini akan di bahas mengenai kriteria klinis dan imunologis dari penyakit lupus menurut kriteria dari SLICC.

Kriteria klinis dari lupus yang pertama menurut SLICC adalah lupus kutaneus akut dan sub-akut, lesi-akut bisa bisa berupa malar rash dan fotosensitivitas.  Malar rash adalah daerah kemerahan di pipi dan hidung berbentuk kupu-kupu, lesi ini biasanya muncul dalam hitungan hari atau minggu. Selain kemerahan penderita juga sering merasakan nyeri atau gatal pada lesi. 

Sedangkan fotosensitivitas disebabkan oleh bakaran sinar ultra violet, sinar ultra violet dapat merusak jaringan kulit, jaringan kulit yang rusak ini dapat menjadi pencetus dari reaksi lupus. Lesi ini berupa kemerahan yang terjadi pada bagian yang terpapar sinar matahari.

Tipe lupus kutaneus akut berikutnya adalah lupus bulosa. Tandanya adalah muncul bintik pada kulit seperti melepuh lesi ini terjadi di daerah yang sering terpapar sinar matahari.

Terdapat pula lesi akut lainnya seperti :

  • Varian SLE dari toxic epidermal necrolysis

Adapun lesi sub-akut di kulit berupa lesi polisiklik annular atau psoriaformis tanpa indurasi, yang diatasnya bersisik kemerahan dan tidak meninggalkan jaringan parut. Tempat lesi ini biasanya juga berada di daerah yang terkena sinar matahari.

Kemudian kriteria klinis dari lupus kutaneus kronik :

  1. Lupus erythematosus, lesi ini berwarna kemerahan atau berwarna merah muda dengan adanya jaringan parut paling banyak dijumpai, terlokalisasi di wajah dan kulit kepala serta dapat pula terdapat di badan. Bisa dari bagian SLE atau berdri sendiri berupa discoid lupus, dimana terdapat penyakit lupus namun hanya terbatas pada kulit saja.
  2. Lupus erythematosus profundus atau pannuculitis, lesi nya berupa indurasi atau nodul subkutan. Jenis ini cukup jarang ditemukan.
  3. Chilblain lupus erythematosus, dimana munculnya lesi ini dipengaruhi oleh lingkungan seperti perubahan suhu. Apabila diperiksa lesi ini mirip frosbite akibat suhu dingin

Kriteria klinis SLE berikutnya adalah lupus yang terdapat di ulkus mulut dan hidung. Lupus di daerah langit-langit biasanya has pada lupus dan kebanyakan tidak menimbulkan nyeri.

Setelah itu adalah berupa kebotakan atau alopecia, kebotakan yang dimaksud adalah daerah yang berupa bercak – bercak daerah kepala dengan jumlah helai rambut yang jarang, biasanya merupakan gejala awal dari lupus, dan apabila penyakit lupus mulai terkontrol rambut akan tumbuh kembali.

Namun apabila terdapat lesi skoit didaerah kepala biasanya jaringan parut yang terbentuk dapat menimbulkan kebotakan yang permanen.

Kemudian kita beralih ke klinis selanjutnya yaitu :

  • Synovitis adalah radang pada selaput senofial pada sendi, masuk ke kriteria ini apabila menyerang minimal 2 sendi atau lebih. Adapun yang ditemui adalah adanya pembengkakakn atau efusi pada sendi dapat pula nyeri tekan pada sendi yang disertai dengan gejala kekakuan pada sendi di pagi hari minimal selama 30 menit.
  • Adapun serositis paling banyak berupa radang pleuritis yang terjadi minimal selama 1 hari dengan di temukannya efusi pleura. Adapun serositis lain adalah perikarditis pada jantung berupa perikardial, dimana hasnya adalah nyeri pada posisi sedikit berbaring dan baik dengan posisi duduk tegak atau sedikit dimiringkan kedepan selama minimal sehari atau ditemukannya efusi perikardial atau perikardial rub, serta adanya tanda perikarditis dari EKG.

Ciri pada EKG perikarditis adalah adanya elavasi ST yang landai serta depresi viar yang terjadi hampir di seluruh di sertai dengan gambaran resiprokal di setiap APR.

Kriteria klinis selanjutnya adalah ginjal atau nefritis, yaitu dapat berupa nefritis baik pada biopsi atau dengan adanya manifestasi hematuria pemles dengan gambaran eritrotis yang dismorfik. Kemudian ada pula proteinuria signifikan yaitu minimal 500 mg dalam 24 jam yang diukur dengan pemeriksaan urine tampung 24 jam.

Selanjutnya adalah manifestasi keterlibatan saraf atau neurologis bisa berupa kejang, psikosis atau perubahan perilaku, myelitis atau neuropati perifer.

Baik adanya manifestasi ginjal dikatakan mengalami penyakit lupus yang berat hingga memerlukan perlakuan dan terapi yang khusus.

Selanjutnya adalah kriteria klinis SLE yang berupa hematologi, untuk kriteria klinis hematologi adalah sebagai berikut :

  • Anemia hemolitik autoimun atau AIHA
  • Trombositopenia kurang dari 100.000/m^3
  • Leukopenia kurang dari 4000/mm^3 atau limfopenia kurang dari 1000/mm^3

Setelah menifenestasi tadi, selanjutnya adalah menifestasi kriteria imunologis, ini merupakan bukti auto antibody yang didasari terjadinya menifestasi klinis dari lupus. Adapun manifestasi imunologis ini adalah sebagai beikut :

  1. Tes ANA positif
  2. Kemudian adanya peningkatan kadar anti ds DNA
  3. Antifosfolipid positif, yaitu apabila :
  4. lupus antikoagulan positif,
  5. tes positif palsu dari rapid plasma reagin,
  6. kadar antikardiolipin baik IgA, IgG, atau IgM medium atau tinggi
  7. dan tes positif akan adanya anti – 2 – glikoprotein 1 baik IgA, IgG, atau IgM.
  8. Tes coomb’s positif tanpa adanya AIHA
  9. Komplemen C3 dan C4 nya rendah
  10. Serta anti – SM positif

Sobat sehat, mungkin cukup sampai disini informasi mengenai gejala dan diagnosis lupus. Sampai jumpa di artikel-artikel selanjutnya.

Terimakasih

Share
Tweet
Pin
Share
0 Shares

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*